Filipina Kembali Lockdown Disaat Varian Baru Delta Melonjak

Variasi Delta Covid19 yang lebih agresif, teridentifikasi di Filipina pada tengah Juli, sudah menebar di beberapa fantastis negara, capai 13 dari 17 daerah, kata petinggi kesehatan.

Kenaikan Angka Covid19 Signifikan Di Filipina

Di hari Minggu, Filipina memberikan laporan kenaikan tajam dalam kematian Covid tiap hari, dengan 287 kematian, kenaikan harian paling tinggi dalam 4 bulan. Seterusnya 9.671 infeksi baru diverifikasi.

Daerah ibukota nasional Manila, tempat tinggal untuk nyaris 14 juta orang, digembok pekan kemarin dalam usaha untuk perlambat penebaran variasi Delta.

Variasi ini sudah mengakibatkan rekor jumlah kasus di beberapa negara di Asia Tenggara, dan Filipina dicemaskan bisa alami kenaikan sama. Beberapa kasus negara tersebut sudah turun sesudah pandemi kronis 4 bulan lalu tapi penyebaran Covid sudah mulai bertambah.

“Kami memandang pengurangan semenjak pucuk kasus kami pada minggu awal April, tapi semenjak tengah Juli kasus mulai bertambah kembali secara perlahan-lahan,” kata Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosette Vergeire, Senin. Peluang kasus bakal bertambah selanjutnya, imbuhnya, karena bakal memerlukan waktu dua sampai tiga minggu untuk limitasi yang baru diterapkan untuk memengaruhi jumlah kasus.

Vergeire menjelaskan terjadi kenaikan nyaris 50% dalam kasus secara nasional sepanjang dua pekan terakhir, dibanding dengan 2 minggu awalnya, dan jika keadaan Covid di negara tersebut dipandang “beresiko tinggi”. Kenaikan kasus paling menonjol terjadi di Metro Manila, yang terbagi dalam 16 kota, yang semua sudah mengetahui kasus Delta.

Limitasi yang diterapkan di hari Jumat di daerah ibukota nasional bakal berjalan sampai 20 Agustus dan diputuskan di tingkat paling ketat yang dipakai oleh kewenangan Filipina. Cuman orang yang berkuasa, terhitung mereka yang beli makanan, melancong untuk argumen klinis, atau karyawan garis depan, yang dibolehkan keluar.

Satu hari saat sebelum kuncian diterapkan, beberapa ribu orang segera ke pusat vaksinasi dan mengantre beberapa jam dengan keinginan memperoleh suntikan. Rumor sudah menebar jika orang yang enggak divaksin enggak bakal dibolehkan untuk mengeklaim tunjangan pemerintah atau ke luar, menurut media di tempat.

Skynews Melanggar Aturan Youtube Atas Berita Covid19

YouTube telah melarang Sky News Australia mengupload content baru sepanjang satu minggu, dengan menjelaskan sudah menyalahi ketentuan mengenai penebaran info yang keliru mengenai Covid-19.

Dia keluarkan “pemogokan” di bawah peraturan tiga pemogokan, yang paling akhir memiliki arti pemberhentian tetap. YouTube tidak menunjuk ke poin tertentu tapi menjelaskan melawan materi yang “bisa mengakibatkan bahaya di dunia konkret”.

Pelanggaran Skynews Pada Ungahan Content Tentang Covid19

Editor digital aliran TV itu menjelaskan keputusan itu sebagai gempuran yang mengusik kekuatan berpikiran bebas. Sky News Australia dipunyai oleh anak perusahaan News Corp punya Rupert Murdoch dan mempunyai 1,85 juta konsumen setia YouTube. Larangan itu bisa mempengaruhi saluran penghasilannya dari Google.

Sebuah pengakuan YouTube menjelaskan sudah “terang dan memutuskan peraturan misinformasi klinis Covid-19 berdasar tutorial kewenangan kesehatan lokal dan global”.

Seorang jubir menjelaskan ke Guardian jika “enggak meluluskan content yang menyanggah kehadiran Covid-19” atau yang menggerakkan orang “untuk memakai hydroxychloroquine atau ivermectin untuk menyembuhkan atau menahan virus”. Ke-2 nya belum bisa dibuktikan efisien menantang Covid.

Video itu “enggak memberinya kerangka pengimbang yang cukup”, kata jubir itu.

Sky News Australia menjelaskan sudah mendapati video lama yang enggak sesuai peraturan YouTube dan ambil “loyalitas untuk penuhi keinginan editorial dan komune dengan serius”.

Tetapi faksinya menentang ada tuan tempat tinggal yang sempat menyanggah kehadiran Covid-19. Juta-an orang Australia sekarang ini digembok untuk menahan penebaran variasi Delta yang menyebar, sementara kurang dari 15% komunitas divaksin seutuhnya.

Komentar pembawa acara veteran Sky Alan Jones memacu pembicaraan di Australia. Pada sebuah tayangan 12 Juli dengan anggota parlemen Craig Kelly, ke-2 nya mengeklaim Delta enggak beresiko seperti aslinya dan vaksin enggak bakal menolong.

Presenter radio Sydney Ray Hadley menjelaskan atraksi Jones sudah “memungkinkannya beberapa pakar teori konspirasi, anti-vaxer… untuk memperoleh support dari minoritas yang berpikiran virus itu enggak lebih dari jumlah flu”.

Dalam sebuah artikel di website Sky News Australia, editor digital Jack Houghton menjelaskan jika pembicaraan mengenai peraturan Covid-19 Australia berhenti, “beberapa pimpinan politik kita bakal bebas melakukan tindakan dengan kebal, tanpa justifikasi dan minimnya pemantauan yang ideal dari khalayak”.

YouTube sudah keluarkan lusinan larangan sepanjang dua tahun akhir, beberapa karena Covid tapi beberapa fantastis karena ajaran kedengkian.